[Kabar] Enam Penumpang Kapal Meninggal di Selat Inggris, Aktivis: Tragedi yang Tiada Habis

Muslimah News, INTERNASIONAL — BBC melaporkan (12-8-2023) bahwa enam pria muslim Afganistan, diperkirakan berusia 30-an, yang menumpang kapal, meninggal di Selat Inggris pada 13 Agustus 2023. Penjaga pantai Prancis mengatakan kapal tersebut mengalami kesulitan di laut dekat Calais pada Sabtu dini hari.

Para pejabat menerangkan, 59 orang—sebagian besar warga Afganistan—diselamatkan oleh penjaga pantai Perancis dan Inggris. Namun, pencarian dua orang yang mungkin masih hilang telah dibatalkan. Beberapa orang terlihat dibawa dari sekoci di Dover dengan tandu. Jumlah korban cedera masih belum jelas, dan jumlah korban selamat berubah seiring dengan makin banyaknya informasi yang dirilis.

Tragedi

Aktivis muslimah Imrana Muhammad menyatakan, berita tentang banyaknya jenazah kaum muslim yang hilang di laut adalah sebuah tragedi yang tidak akan ada habisnya.

“Terlebih, ada banyak insiden pertengkaran antara penjaga pantai dari berbagai negara yang secara langsung mengarah pada pengabaian migran secara sengaja di laut karena tidak ada seorang pun yang mau bertanggung jawab atas nyawa orang-orang yang dianggap “tidak diinginkan”,” ujarnya dalam sebuah media ideologis internasional (22-8-2023).

Ia mengungkapkan, ini memang fakta bahwa banyak orang yang sangat ingin meninggalkan Afganistan untuk melakukan perjalanan yang mereka tahu kemungkinan besar akan mengorbankan nyawa mereka. “Ini juga bukti betapa berbahayanya “tanah” kita,” ucapnya.

Kebutuhan Wilayah Aman

Menurutnya, agen kolonialis mengabaikan tanggung jawabnya secara terang-terangan sehingga menghancurkan keharmonisan wilayah kaum muslim. “Mereka menutup mata terhadap kebutuhan umat untuk mencari wilayah yang lebih aman,” cetusnya.

Belum lagi, ulasnya, masalah migran dipandang sebagai kesalahan para pelancong tamak yang berorientasi ekonomi dan ingin mengeksploitasi negara-negara Barat.

“Faktanya, kebalikan dari narasi, ini justru kebenarannya, yakni negara-negara Barat telah mengobarkan perang terhadap kehidupan umat Islam yang tidak bersalah secara global,” ungkapnya

Kita sebagai umat, lanjutnya, harus menantang kebohongan yang disebarkan tentang status miskin umat Islam. “Sebabnya, kita adalah pemimpin global sejati yang diutus sebagai saksi umat manusia untuk membimbing umat manusia keluar dari kegelapan hukum buatan manusia,” jelasnya dengan mengutip QS Az-Zumar ayat 3,

“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang’.”

Dalam hal ini, tuturnya, Khilafah adalah entitas yang tidak akan pernah membiarkan dan mengabaikan hak asasi muslim ataupun nonmuslim. “Oleh karenanya, kita harus segera melanjutkan penetapan hukum Allah Swt. tersebut sebagai hal yang paling mendesak,” pungkasnya. [MNews/Ruh]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *